Masjid Agung
Darul Muttaqin Batang terletak persis di jantung Kota Batang tepatnya di
sebelah barat alun-alun Batang. Posisi strategis ini menyebabkannya selalu
ramai dikunjungi oleh para jamaah baik yang berasal dari sekitar Kota Batang
maupun juga para musafir luar kota.
Dari
kejauhan, orang akan langsung bisa mengenali bangunan Masjid Agung Darul
Muttaqin Batang yang memang khas. Merupakan perpaduan antara bangunan
berarsitektur modern di bagian serambi dan bangunan asli di bagian utama masjid
ditambah dengan menara yang menjulang setinggi 29 meter di halaman depan
menjadikannya bangunan yang megah nan anggun dipandang.
Ruang utama
masjid, meskipun telah mengalami renovasi, masih tetap nampak keasliannya.
Ruangan yang sebagian besar terdiri dari kayu tersebut berdiri kokoh di atas
tiang berjumlah 12 buah. Belum lama ini, ruangan tersebut dipercantik dengan
penambahan ukiran di setiap tiangnya dan juga pengecatan ulang seluruh kayu di
ruangan tersebut dengan warna coklat yang membuat suasana di dalam ruangan
tersebut menjadi syahdu dan khusyuk.
Sedangkan
untuk bangunan serambi telah mengalami perombakan menyeluruh sehingga terkesan
lebih modern. Bangunan berlantai dua yang mampu menampung kurang lebih
2000-3000 orang ini hampir seluruhnya dibalut dengan keramik dan marmer
berkualitas tinggi.
Di halaman
depan masjid, berdiri menara setinggi 29 meter. Angka 2 melambangkan Allah dan
Nabi Muhammad SAW sedangkan angka 9 melambangkan Wali Songo. Di bagian bawah
menara ini terdapat sebuah ruangan yang berfungsi sebagai kantor Ta’mir Masjid
Agung Darul Muttaqin Batang sekaligus perpustakaan masjid.
Sejarah
Perkembangan Masjid Agung Batang
Petunjuk
mengenai sejarah pendirian Masjid Agung Darul Muttaqin Batang dapat ditemui
pada ukiran angka tahun 1242 H (1821 M) yang terdapat pada mimbar khutbah
berbahan kayu. Selain itu, pada peng-imam-an (tempat imam, pen.) juga terdapat
ukiran berangka tahun 1247 H (1826 M). Dari dua petunjuk tersebut, bisa
disimpulkan bahwa usia Masjid Agung Darul Muttaqin Batang sudah cukup tua.
Keberadaan
Masjid Agung Darul Muttaqin Batang memang tidak bisa dilepaskan dari
perkembangan masyarakat Batang itu sendiri. Masjid Agung Darul Muttaqin Batang
telah menjadi saksi bisu perjalanan panjang Kota Batang. Sejarah mencatat pada
tahun 1850-an di Batang pernah hidup seorang ulama besar bernama KH. Ahmad
Rifai yang merupakan pendiri gerakan Rifaiyyah yang terkenal menjadi penentang
kolonialisme Belanda waktu itu. Dalam sejarahnya, KH. Ahmad Rifai pernah
‘diadili’ Belanda karena ajaran-ajarannya dianggap menentang pemerintah
kolonial.
Di bagian
belakang Masjid Agung Darul Muttaqin Batang terdapat sebuah makam orang yang
menjadi muadzin di Masjid Agung Darul Muttaqin Batang. Muadzin tersebut tewas
tertembak oleh peluru penjajah sehingga untuk menghormatinya jenazah dimakamkan
di bagian belakang Masjid Agung Darul Muttaqin Batang.
Ta’mir
Masjid Agung Darul Muttaqin Batang menyadari bahwa fungsi masjid tidak hanya
sebagai tempat ibadah (mahdlah, pen.) semata. Namun juga harus bisa berfungsi
sebagai pusat peradaban umat Islam. Oleh karena itu, Ta’mir Masjid Agung Darul
Muttaqin Batang menyelenggarakan berbagai program dan kegiatan yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas kehidupan umat Islam di Batang.
Kiprah
Masjid Agung Batang Mengabdi untuk Umat
Secara umum,
ada tiga fungsi yang coba dikembangkan oleh Ta’mir Masjid Agung Darul Muttaqin
Batang untuk melayani masyarakat di sekitarnya yaitu fungsi pendidikan, dakwah,
dan sosial. Dalam bidang pendidikan, Ta’mir Masjid Agung Darul Muttaqin Batang
telah mendirikan tiga lembaga pendidikan di bawah naungannya yaitu RA/TK Al
Karomah, TPQ Al Karomah, dan SMP Islam Batang.
Selain tiga
lembaga tersebut, di belakang Masjid Agung Darul Muttaqin Batang juga terdapat
sebuah madrasah aliyah, madrasah ibtidiyyah, dan madrasah diniyyah yang menjadi
‘keluarga besar’ Masjid Agung Darul Muttaqin Batang meskipun dalam naungan
lembaga/yayasan lain. Sehingga ada istilah KABELMAS (Kampus Belakang Masjid,
pen.) karena di belakang Masjid Agung Darul Muttaqin Batang terdapat kompleks
pendidikan mulai dari tingkat TK sampai SLTA.
Dalam bidang
dakwah, Ta’mir Masjid Agung Darul Muttaqin Batang secara rutin mengadakan pengajian
umum setiap malam Rabu yang telah berjalan kurang-lebih 20 tahun. Selain itu,
dalam setiap peringatan hari besar Islam (PHBI), Ta’mir Masjid Agung Darul
Muttaqin Batang juga senantiasa mengadakan pengajian baik yang berskala
sederhana maupun besar.
Fungsi
sosial Masjid Agung Darul Muttaqin Batang diimplementasikan dengan mendirikan
lembaga keuangan BMT bekerjasama dengan pihak investor dan koperasi untuk
memberikan kemudahan pinjaman modal usaha bagi yang membutuhkan. Di samping
itu, Ta’mir Masjid Agung Darul Muttaqin Batang juga mengelola panti asuhan
untuk menyantuni yatim-piatu di sekitar Kota Batang.
Kegiatan
keremajaan dan kepemudaan di Masjid Agung Darul Muttaqin Batang terwadahi dalam
organisasi Ikatan Pemuda dan Remaja Islam Masjid Agung Batang (IPRIMA, pen.).
Beberapa kegiatan telah dilakukan oleh IPRIMA untuk menyemarakkan hari-hari
besar Islam misalnya Gema Muharram yang diselenggarakan untuk menyambut Tahun
Baru Hijriyah dan Festival Tong-Tong Prek untuk menyemarakkan bulan Ramadhan dan
Idul Fitri.
Setiap malam
Hari Raya Idul Fitri, Ta’mir Masjid Agung Darul Muttaqin Batang menampung dan
menyalurkan zakat fitrah dan zakat maal para muzakki (orang yang berzakat,
pen.) kepada para mustahiq (orang yang berhak menerima zakat, pen.). Demikian
pula setiap Hari Raya Idul Adha, Ta’mir Masjid Agung Darul Muttaqin Batang juga
menerima, menyembelih, dan menyalurkan hewan qurban yang diberikan oleh
masyarakat.
Yang Unik
dari Masjid Agung Batang
Ada beberapa
hal unik yang menjadi ciri khas Masjid Agung Darul Muttaqin Batang sekaligus
mitos yang melingkupi keberadaan Masjid Agung Darul Muttaqin Batang di tengah
masyarakat Batang. Di Batang ada tradisi kliwonan (semacam pasar malam yang
diadakan setiap malam Jumat Kliwon, pen.) yang merupakan warisan budaya
leluhur.
Tradisi
kliwonan tidak bisa dilepaskan dari Masjid Agung Darul Muttaqin Batang karena
ada satu kepercayaan yang sampai saat ini masih dianut oleh sebagian masyarakat
Batang dan sekitarnya. Di Masjid Agung Darul Muttaqin Batang ada sebuah sumur
yang dipercaya airnya – atas izin Allah – bisa menjadi media pengobatan
penyakit dan tolak bala.
Terutama
bagi orang tua yang ingin agar anak-anaknya tidak mudah terserang penyakit maka
mereka akan memandikan anaknya dengan air sumur Masjid Agung Darul Muttaqin
Batang setelah sebelumnya anak tersebut diguling-gulingkan terlebih dahulu di
Alun-alun. Setelah dimandikan dengan air sumur tersebut, pakaian yang digunakan
oleh anak tersebut harus dibuang dan diganti dengan pakaian yang lain.
Terlepas
dari masalah percaya atau tidak, tradisi tersebut menunjukkan bahwa keberadaan
Masjid Agung Darul Muttaqin Batang telah menyatu dalam kehidupan masyarakat
Batang sejak dahulu. Menyadari akan hal tersebut, Ta’mir Masjid Agung Darul
Muttaqin Batang terus berupaya mengabdikan diri kepada masyarakat Batang
melalui berbagai program dan kegiatannya untuk tetap menjadikan Masjid Agung
Darul Muttaqin Batang sebagai bagian tak terpisahkan dari masyarakat Batang
yang terus berkembang. Sebab diyakini bahwa itulah yang menjadi harapan dan
cita-cita para pendiri Masjid Agung Darul Muttaqin agar masjid menjadi pusat
peradaban Islam tanpa harus kehilangan ruh ke-Ilahi-annya. (arh)
Sumber :
https://hakimbao.wordpress.com/2011/01/26/masjid-agung-darul-muttaqin-batang-an-unofficial-history/
0 comments:
Post a Comment