21 March 2018

Masjid Agung Darul Muttaqin Batang




 Letak Kabupaten Batang yang berada di pertengahan ruas jalan yang menghubungkan Jakarta – Surabaya menjadikannya tempat yang tepat untuk beristirahat bagi para musafir. Jika Anda melewati Kota Batang, sempatkanlah untuk mampir sejenak di Masjid Agung Darul Muttaqin Batang untuk melaksanakan ibadah shalat sambil beristirahat.

Masjid Agung Darul Muttaqin Batang terletak persis di jantung Kota Batang tepatnya di sebelah barat alun-alun Batang. Posisi strategis ini menyebabkannya selalu ramai dikunjungi oleh para jamaah baik yang berasal dari sekitar Kota Batang maupun juga para musafir luar kota.

Dari kejauhan, orang akan langsung bisa mengenali bangunan Masjid Agung Darul Muttaqin Batang yang memang khas. Merupakan perpaduan antara bangunan berarsitektur modern di bagian serambi dan bangunan asli di bagian utama masjid ditambah dengan menara yang menjulang setinggi 29 meter di halaman depan menjadikannya bangunan yang megah nan anggun dipandang.

Ruang utama masjid, meskipun telah mengalami renovasi, masih tetap nampak keasliannya. Ruangan yang sebagian besar terdiri dari kayu tersebut berdiri kokoh di atas tiang berjumlah 12 buah. Belum lama ini, ruangan tersebut dipercantik dengan penambahan ukiran di setiap tiangnya dan juga pengecatan ulang seluruh kayu di ruangan tersebut dengan warna coklat yang membuat suasana di dalam ruangan tersebut menjadi syahdu dan khusyuk.

Sedangkan untuk bangunan serambi telah mengalami perombakan menyeluruh sehingga terkesan lebih modern. Bangunan berlantai dua yang mampu menampung kurang lebih 2000-3000 orang ini hampir seluruhnya dibalut dengan keramik dan marmer berkualitas tinggi.

Di halaman depan masjid, berdiri menara setinggi 29 meter. Angka 2 melambangkan Allah dan Nabi Muhammad SAW sedangkan angka 9 melambangkan Wali Songo. Di bagian bawah menara ini terdapat sebuah ruangan yang berfungsi sebagai kantor Ta’mir Masjid Agung Darul Muttaqin Batang sekaligus perpustakaan masjid.

Sejarah Perkembangan Masjid Agung Batang

Petunjuk mengenai sejarah pendirian Masjid Agung Darul Muttaqin Batang dapat ditemui pada ukiran angka tahun 1242 H (1821 M) yang terdapat pada mimbar khutbah berbahan kayu. Selain itu, pada peng-imam-an (tempat imam, pen.) juga terdapat ukiran berangka tahun 1247 H (1826 M). Dari dua petunjuk tersebut, bisa disimpulkan bahwa usia Masjid Agung Darul Muttaqin Batang sudah cukup tua.
Keberadaan Masjid Agung Darul Muttaqin Batang memang tidak bisa dilepaskan dari perkembangan masyarakat Batang itu sendiri. Masjid Agung Darul Muttaqin Batang telah menjadi saksi bisu perjalanan panjang Kota Batang. Sejarah mencatat pada tahun 1850-an di Batang pernah hidup seorang ulama besar bernama KH. Ahmad Rifai yang merupakan pendiri gerakan Rifaiyyah yang terkenal menjadi penentang kolonialisme Belanda waktu itu. Dalam sejarahnya, KH. Ahmad Rifai pernah ‘diadili’ Belanda karena ajaran-ajarannya dianggap menentang pemerintah kolonial.
Di bagian belakang Masjid Agung Darul Muttaqin Batang terdapat sebuah makam orang yang menjadi muadzin di Masjid Agung Darul Muttaqin Batang. Muadzin tersebut tewas tertembak oleh peluru penjajah sehingga untuk menghormatinya jenazah dimakamkan di bagian belakang Masjid Agung Darul Muttaqin Batang.
Ta’mir Masjid Agung Darul Muttaqin Batang menyadari bahwa fungsi masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah (mahdlah, pen.) semata. Namun juga harus bisa berfungsi sebagai pusat peradaban umat Islam. Oleh karena itu, Ta’mir Masjid Agung Darul Muttaqin Batang menyelenggarakan berbagai program dan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan umat Islam di Batang.
Kiprah Masjid Agung Batang Mengabdi untuk Umat
Secara umum, ada tiga fungsi yang coba dikembangkan oleh Ta’mir Masjid Agung Darul Muttaqin Batang untuk melayani masyarakat di sekitarnya yaitu fungsi pendidikan, dakwah, dan sosial. Dalam bidang pendidikan, Ta’mir Masjid Agung Darul Muttaqin Batang telah mendirikan tiga lembaga pendidikan di bawah naungannya yaitu RA/TK Al Karomah, TPQ Al Karomah, dan SMP Islam Batang.
Selain tiga lembaga tersebut, di belakang Masjid Agung Darul Muttaqin Batang juga terdapat sebuah madrasah aliyah, madrasah ibtidiyyah, dan madrasah diniyyah yang menjadi ‘keluarga besar’ Masjid Agung Darul Muttaqin Batang meskipun dalam naungan lembaga/yayasan lain. Sehingga ada istilah KABELMAS (Kampus Belakang Masjid, pen.) karena di belakang Masjid Agung Darul Muttaqin Batang terdapat kompleks pendidikan mulai dari tingkat TK sampai SLTA.
Dalam bidang dakwah, Ta’mir Masjid Agung Darul Muttaqin Batang secara rutin mengadakan pengajian umum setiap malam Rabu yang telah berjalan kurang-lebih 20 tahun. Selain itu, dalam setiap peringatan hari besar Islam (PHBI), Ta’mir Masjid Agung Darul Muttaqin Batang juga senantiasa mengadakan pengajian baik yang berskala sederhana maupun besar.
Fungsi sosial Masjid Agung Darul Muttaqin Batang diimplementasikan dengan mendirikan lembaga keuangan BMT bekerjasama dengan pihak investor dan koperasi untuk memberikan kemudahan pinjaman modal usaha bagi yang membutuhkan. Di samping itu, Ta’mir Masjid Agung Darul Muttaqin Batang juga mengelola panti asuhan untuk menyantuni yatim-piatu di sekitar Kota Batang.
Kegiatan keremajaan dan kepemudaan di Masjid Agung Darul Muttaqin Batang terwadahi dalam organisasi Ikatan Pemuda dan Remaja Islam Masjid Agung Batang (IPRIMA, pen.). Beberapa kegiatan telah dilakukan oleh IPRIMA untuk menyemarakkan hari-hari besar Islam misalnya Gema Muharram yang diselenggarakan untuk menyambut Tahun Baru Hijriyah dan Festival Tong-Tong Prek untuk menyemarakkan bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
Setiap malam Hari Raya Idul Fitri, Ta’mir Masjid Agung Darul Muttaqin Batang menampung dan menyalurkan zakat fitrah dan zakat maal para muzakki (orang yang berzakat, pen.) kepada para mustahiq (orang yang berhak menerima zakat, pen.). Demikian pula setiap Hari Raya Idul Adha, Ta’mir Masjid Agung Darul Muttaqin Batang juga menerima, menyembelih, dan menyalurkan hewan qurban yang diberikan oleh masyarakat.
Yang Unik dari Masjid Agung Batang
Ada beberapa hal unik yang menjadi ciri khas Masjid Agung Darul Muttaqin Batang sekaligus mitos yang melingkupi keberadaan Masjid Agung Darul Muttaqin Batang di tengah masyarakat Batang. Di Batang ada tradisi kliwonan (semacam pasar malam yang diadakan setiap malam Jumat Kliwon, pen.) yang merupakan warisan budaya leluhur.


Tradisi kliwonan tidak bisa dilepaskan dari Masjid Agung Darul Muttaqin Batang karena ada satu kepercayaan yang sampai saat ini masih dianut oleh sebagian masyarakat Batang dan sekitarnya. Di Masjid Agung Darul Muttaqin Batang ada sebuah sumur yang dipercaya airnya – atas izin Allah – bisa menjadi media pengobatan penyakit dan tolak bala.
Terutama bagi orang tua yang ingin agar anak-anaknya tidak mudah terserang penyakit maka mereka akan memandikan anaknya dengan air sumur Masjid Agung Darul Muttaqin Batang setelah sebelumnya anak tersebut diguling-gulingkan terlebih dahulu di Alun-alun. Setelah dimandikan dengan air sumur tersebut, pakaian yang digunakan oleh anak tersebut harus dibuang dan diganti dengan pakaian yang lain.
Terlepas dari masalah percaya atau tidak, tradisi tersebut menunjukkan bahwa keberadaan Masjid Agung Darul Muttaqin Batang telah menyatu dalam kehidupan masyarakat Batang sejak dahulu. Menyadari akan hal tersebut, Ta’mir Masjid Agung Darul Muttaqin Batang terus berupaya mengabdikan diri kepada masyarakat Batang melalui berbagai program dan kegiatannya untuk tetap menjadikan Masjid Agung Darul Muttaqin Batang sebagai bagian tak terpisahkan dari masyarakat Batang yang terus berkembang. Sebab diyakini bahwa itulah yang menjadi harapan dan cita-cita para pendiri Masjid Agung Darul Muttaqin agar masjid menjadi pusat peradaban Islam tanpa harus kehilangan ruh ke-Ilahi-annya. (arh)

Sumber :
https://hakimbao.wordpress.com/2011/01/26/masjid-agung-darul-muttaqin-batang-an-unofficial-history/

0 comments:

Post a Comment